Iklan

Jumat, 15 Februari 2019, Februari 15, 2019 WIB
Last Updated 2019-02-16T04:21:46Z
Tekno

Satria Layanan Internet Cepat Milik Indonesia



Dalam waktu dekat pemerintah akan mengumumkan pemenang lelang satelit multifungsi yang kini mulai dinamakan Satria, alias Satelit Republik Indonesia. Satelit ini akan memberikan akses internet berkecepatan tinggi di wilayah yang belum terjangkau jaringan terestrial.

"Satria itu branding dari satelit multifungsi ya, yang singkatannya satelit republik Indonesia. Jadi, kayak Palapa Ring, kalau ini brand-nya Satria," ungkap Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif di Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Anang memaparkan bahwa proses lelang pengadaan satelit berjenis High Throughput Satellite (HTS) tersebut baru memasuki tahapan optimalisasi teknis yang nantinya dilanjutkan ke tahap penawaran harga. Adapun pihak yang mengikuti tender satelit Satria ini, yaitu PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) dan Konsorsium Grup Djarum.

"Slot orbitnya boleh negara lain, tetapi satelitnya harus dedicated untuk Indonesia. Jadi, tidak boleh kondosat, harus privilege untuk Indonesia," kata Anang.

"Target kami di bulan April atau Mei (diumumkan pemenangnya). Mundur sedikit karena ternyata ada diskusi teknis yang kasih ke mereka untuk optimalisasi yang ujung-ujungnya menguntunkan kami," sambungnya.

Setelah itu, pemenangnya diberi waktu sebulan sebelum tanda tangan kontrak bulan Juni. Kemudian pemenang akan diberi waktu enam bulan untuk financial close.

Proses konstruksi pembangunan satelit Satria ditargetkan dapat dikerjakan hingga peluncurannya, terhitung dari tahun 2020-2023. Dari pembuatan sampai peluncuran satelit Satria itu, Bakti mengalokasi dana total sebesar Rp 8 triliun.
"Satelit Satria ini ditargetkan melayani 149.400 titik yang membutuhkan layanan internet cepat," pungkasnya.

Nantinya, satelit Satria ini akan berperan mendukung penyebaran akses internet di daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Terluar). Dari jumlah 149.400 lokasi, titik terbanyak adalah untuk kebutuhan internet di pendidikan, kesehatan, pemerintah daerah, pertahanan, dan keamanan.

Detik.com