Iklan

Jumat, 08 Februari 2019, Februari 08, 2019 WIB
Last Updated 2019-02-08T13:30:41Z
Showbiz

Viralnya Durian Banyumas J-Queen Yang Dijual Mahal


Durian Banyumas yang viral setelah dijual di Asia Plaza Tasikmalaya. Dijual Rp 14 juta per buah berasal dari Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.

Mengapa durian J-Queen bisa dijual dengan harga mahal? Sudarno (43) menceritakan bagaimana awal mula durian lokal tersebut hingga harganya bisa melambung.

Di Banyumas, menurut Sudarno banyak sekali durian lokal yang bagus. Namun karena hampir rata-rata durian lokal belum mempunyai nama, maka akan tetap sebagai durian lokal dan tidak dihargai. Meskipun durian tersebut sangat enak.

"Jadi sebelum kita launching, petani kumpul karena waktu itu memang kita kasih nama-nama. Durian yang akan kita jual waktu itu ada 15 nama, sambil kita buka satu persatu, nama apa yang sesuai," kata Sudarno saat ditemui di salah satu kelompok tani durian di Desa Bogangin, Kecamatan Sumpiuh, Kamis (7/2/2019).
Seperti durian lokal yang di dalamnya berwarna kuning dan oranye mereka berikan nama durian mustika. Kemudian adapula durian Cherry yang buahnya kecil, namun rasanya luar biasa mereka berikan nama tersebut.


Hingga penamaan durian J-Queen yang mempunyai rasa manis dan wangi luar biasa. Bahkan jika disandingkan dengan ratusan durian lokal lainnya, wangi J-Queen sangat dominan dibandingkan durian lokal lainnya di daerah tersebut.

"J-Queen untuk rasanya kalau menurut kita manisnya tidak hilang hilang di tenggorokan, dan waktu itu ada usul-usul dari anggota ini, ada yang usul nama J-Queen, dan nama itu muncul begitu saja," jelasnya.

Dia menjelaskan, dirinya dan kelompok tani durian yang baru saja terbentuk tersebut sebelumnya memang telah mengeksplor wilayah Desa Bogangin. Sehingga bisa dikatakan banyak terdapat berbagai jenis durian mulai dari varietas durian lokal hingga jenis munsang king dan duri hitam dapat tumbuh dengan baik di wilayah yang mempunyai ketinggian sekitar 500 Mdpl tersebut.

"Kita menemukan harta karun kita dan di sini itu berbagai macam lokal jenis varietas itu banyak hingga ribuan. Bisa dikatakan lokal ini dari setiap jenis pohon per pohon itu berbeda rasa dan visual bentuknya itu hampir sama. Tapi untuk isi dalam itu berbeda, itulah J queen kenapa kita angkat, karena menurut kita bagus," jelasnya.
Pohon durian J-Queen hanya ada satu-satunya di Banyumas, tepatnya di desa tersebut.

"Pohonnya satu tidak ada yang lain, tapi ada yang mirip mungkin, dan itu sudah tua. Asal usulnya saya tidak tahu, terus di sini lokal tumbuh begitu saja banyak sekali," ucapnya.

Maka dari itu, meskipun durian J-Queen sudah tidak berbuah lagi, dia tetap tidak mau menunjukkan dimana pohon tersebut berada. Selain tengah dalam proses perawatan untuk menjaga kesuburannya. Ia juga tengah berupaya mendatangkan para ahli pertanian untuk memperbanyak jenis durian tersebut.

"Sekarang orang sedang mencari pohon ini dimana dan ini memang hanya ada satu satunya di Banyumas. Ini alasan saya kenapa tidak ngasih tahu," ujarnya

"Apa logis ketika saya kasih tahu, begitu orang tahu pohonnya pada selfie, pada naik ngambilin daunnya dan ada yang ngambil daunnya buat stek dan kalau yang tidak suka ada yang berupaya matiin juga," jelasnya.

Oleh karena itu, mengapa saat ia diwawancara sejumlah media di Tasikmalaya, dirinya menyebut jika durian ini berbuah hanya dalam kurun waktu tiga tahun sekali. Hal tersebut dilakukan karena proses perawatan pohon tersebut yang terbilang sulit, hingga buah duriannya tidak menghasilkan secara sempurna tiap tahunnya.
"Artinya tiga tahun seperti ini, kalau panen karena kita dalam tahap proses perawatan, tiap penen prematur semua, jatuh tapi tidak ada yang jadi. Lalu panen lagi pada jatuh tidak ada yang jadi dan ada yang jadi cuma berapa biji, terakhir panen lagi ada yang jadi cuma 20 biji jatuh cuma masih prematur. Sisa 7 dan yang 3 kita makan rame-rame, yang 4 kita jual (di Asia Plaza)," diakuinya.

Dalam penetapan harga jual yang sangat fantastis itupun berdasarkan kesepakatan para petani yang memang telah mengetahui tentang rasa durian jenis tersebut. Selain salah satunya untuk meningkatkan derajat durian lokal yang ada tersebut.

"Ceritanya kita dengan teman-teman pada awalnya coba-coba dan penetapan harga ini karena kita jual yang menurut kita ini barang bagus dan kita jual fantastis, laku tidak laku saat itu yang penting kita jual, tidak laku tidak apa apa. Awalnya seperti itu dan nyatanya laku juga," ujarnya.

Dengan terangkatnya harga durian lokal tersebut, kata Sudarno membuat banyak para tengkulak durian yang marah, karena rusaknya harga durian. Namun bagi para petani, ini adalah sebuah keberhasilan mengangkat harga durian.

"Terangkatnya sekarang ini, pedagang tengkulak yang dari daerah lain itu pada marah, karena itu keberhasilan kita mengangkat harga durian di daerah Bogangin," jelasnya.
Dari 4 buah durian yang dijual di Tasikmalaya tersebut semuanya dijual seharga Rp 14 juta. Meskipun demikian hanya ada dua buah yang laku terjual, sementara dua durian J-Queen lainnya dijual oleh orang dengan harga murah karena telah pecah sehingga menurunkan kualitas.

"Yang beli itu yang sekarang jadi sebuah masalah dan kayak sebuah bomerang bagi kita. Setelah durian itu terjual di hari pertama, orangnya tidak ingin diangkat ceritanya dan akhirnya dipergunjingkan seolah olah saya ini raja hoax dan orang orang pada menyerang petani kita," ungkapnya.

Ditambah ramai beredarnya video yang mereview jenis jenis durian dan membandingkannya dengan J-Queen oleh komunitas Durian Traveler Indonesia. Meskipun demikian, J-Queen yang didapatkan komunitas tersebut disebut Sudarno bukanlah J-Queen yang asli.

"Komunitas itu sudah klarifikasi ke saya, dan sudah nanya ke saya, ini saya sudah punya J-Queen. Saya jawab ini J-Queen dari mana. Kalau saya menyatakan itu bukan J-Queen karena sudah habis, kok mereka bilang J-Queen, dan ada yang nganter orang sini diantar ke Jakarta, cuma J-Queen versinya mereka, dan J-Queen yang di Asia Plaza itu versi saya," tuturnya.

Pasalnya, semenjak viralnya durian jenis J-Queen, semakin banyak orang yang mengaku jika memiliki durian jenis tersebut. Seperti J-Queen yang direview oleh komunitas Durian Traveler Indonesia yang dimenyebut 100 persen serupa J-Queen dilihat dari bentuk dan rasanya
"Mereka bebas bicara, yang penting saat klarifikasi ke saya, telepon ke saya dan saya ajak ketemu tapi tidak mau, tahu tahu ada jumpa pers. Itu hak mereka karena kan mereview, dan saya pastikan bukan J queen dari dua durian yang laku terjual itu, karena durasi waktunya juga sudah lama," ujarnya.

Namun demikian, lanjut dia, saat durian J-Queen nantinya berbuah kembali, dirinya dan kelompok taninya tidak akan menjual J-Queen dengan harga yang fantastis lagi. Karena tahapan mengenalkan durian jenis tersebut sudah dilakukan.

"Kan sudah, kita mengenalkan dari beberapa jenis itu yang sangat fantastis. Akhirnya mereka kan kenal semua, tujuan kita mengenalkan. Idealnya untuk harga J-Queen harganya per kg sekitar Rp 500- Rp 600 ribu, di atas durian duri hitam," ungkapnya.